{"id":293,"date":"2022-10-31T10:26:12","date_gmt":"2022-10-31T10:26:12","guid":{"rendered":"https:\/\/filosofilagu.com\/?p=293"},"modified":"2022-10-31T10:26:22","modified_gmt":"2022-10-31T10:26:22","slug":"tulus-hati-hati-di-jalan","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/filosofilagu.com\/tulus-hati-hati-di-jalan\/","title":{"rendered":"Pesan Dalam Lagu &#8220;Tulus&#8221; &#8211; &#8216;Hati-Hati Di Jalan&#8217; Yang Trending Di Medsos"},"content":{"rendered":"<div class=\"ad57841b3595aeec262ccd188826fece\" data-index=\"1\" style=\"float: none; margin:10px 0 10px 0; text-align:center;\">\n<script async src=\"https:\/\/pagead2.googlesyndication.com\/pagead\/js\/adsbygoogle.js?client=ca-pub-4892721118450418\"\r\n     crossorigin=\"anonymous\"><\/script>\r\n<!-- FL 1 -->\r\n<ins class=\"adsbygoogle\"\r\n     style=\"display:block\"\r\n     data-ad-client=\"ca-pub-4892721118450418\"\r\n     data-ad-slot=\"6002973783\"\r\n     data-ad-format=\"auto\"\r\n     data-full-width-responsive=\"true\"><\/ins>\r\n<script>\r\n     (adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});\r\n<\/script>\n<\/div>\n\n<p>Pada tanggal 3 Maret 2022, <strong>Tulus <\/strong>kembali ke belantika musik tanah air dengan album terbarunya <strong>\u2018Manusia\u2019<\/strong>. Album kelima dari <strong>Tulus <\/strong>ini berisikan 10 lagu, yang semuanya di produksi oleh <strong>Ari Renaldi<\/strong>. Di antara kesepuluh daftar tersebut, lagu berjudul<strong> \u2018Hati-Hati di Jalan\u2019<\/strong> menjadi salah satu yang begitu populer.<\/p>\n\n\n\n<p>Karya yang ditulis sendiri oleh <strong>Tulus <\/strong>bersama dengan <strong>Ari Renaldi<\/strong> tersebut berhasil menarik atensi para penikmat musik. Bahkan baru beberapa hari setelah album <strong>\u2018Manusia\u2019<\/strong> dirilis, lagu <strong>Hati-Hati di jalan<\/strong> langsung menjadi trending di media sosial. Di mana lagu ini tampak ditulis dengan lirik yang penuh makna, mampu merepresentasikan perjalanan hidup seseorang.<\/p>\n\n\n\n<h4 class=\"wp-block-heading\">Perjalanan Karir Tulus<\/h4>\n\n\n\n<p>Muhammad <strong>Tulus <\/strong>merupakan seorang penyanyi, penulis, dan pencipta lagu yang memulai perjalanan musiknya di Indonesia sejak September 2011. Solois pria kelahiran 20 Agustus 1987 tersebut sampai saat ini aktif merilis karya musik yang ia ciptakan sendiri. Selain berperan sebagai pelaku seni, <strong>Tulus <\/strong>juga punya banyak andil dalam perusahaan label rekaman yang dibangun bersama kakak kandungnya.<\/p>\n\n\n\n<p>Label rekaman dan manajemen talenta, <strong>Tulus Company<\/strong>, di bangun bersama Riri Muktamar (<strong>kakak kandung Tulus<\/strong>) dan sekarang secara resmi telah merilis 5 buah album. Album pertama bertajuk <strong>\u2018TULUS<\/strong>\u2019, yang di rilis bersamaan dengan konser pertamanya. Cetakan pertama album ini yang berjumlah 1.000 keping langsung terjual habis saat konser pertama di langsungkan.<\/p>\n\n\n\n<p>Selang dua tahun, tepatnya di akhir tahun 2013, <strong>Tulus<\/strong> kembali meluncurkan album keduanya yang di beri judul <strong>\u2018Gajah\u2019<\/strong>. Hanya dalam waktu 15 hari setelah rilis, album Gajah sudah di produksi sebanyak 30.000 keping. Dan album ini menjadi satu satunya album musik berbahasa Indonesia yang berhasil menempati 10 penjualan album terbaik di iTunes Asia.<\/p>\n\n\n\n<p>Sukses dengan dua albumnya yang di sambut hangat oleh para penggemar, <strong>Tulus <\/strong>mengeluarkan sebuah single berjudul <strong>\u2018Kutsu\u2019<\/strong> pada 10 Oktober 2015. <strong>Kutsu<\/strong> dalam bahasa Indonesia berarti sepatu. Lagu yang di rilis resmi <strong>via iTunes Jepang<\/strong> tersebut merupakan versi bahasa Jepang dari lagu <strong>Tulus<\/strong> berjudul <strong>\u2018Sepatu\u2019<\/strong> yang terdapat pada album kedua.<\/p>\n\n\n\n<p>Belum genap satu tahun setelah single <strong>Kutsu<\/strong> resmi rilis, <strong>Tulus<\/strong> kembali menyapa para penggemar lewat album <strong>\u2018Monokrom\u2019<\/strong>. Album yang di luncurkan pada tanggal 3 Agustus 2016 ini terdiri dari 10 lagu, di tulis oleh <strong>Tulus<\/strong> dan di bantu <strong>Ari Renaldi<\/strong> selaku produser untuk aransemen musiknya.<\/p>\n\n\n\n<p>Di tahun 2018, <strong>Tulus<\/strong> mengeluarkan single <strong>\u2018Labirin\u2019<\/strong> yang menawarkan warna baru dari runtutan karya-karya sebelumnya. Dan pada Februari 2019, <strong>Tulus<\/strong> meluncurkan album berdurasi 1 jam 38 menit. Yakni album langsung dari konser Monokrom Jakarta (Live), yang keluar tepat 2 bulan pasca konser di adakan.<\/p>\n\n\n\n<p>Setelah itu, penyanyi pria yang lahir di Bukittinggi Sumatera Barat ini aktif mengeluarkan single lagu. Seperti <strong>\u2018Adaptasi\u2019, \u2018Ingkar\u2019<\/strong>, dan <strong>\u2018Tujuh Belas\u2019<\/strong>, sebelum kemudian merilis album kelima bertajuk \u2018Manusia\u2019. Album studio kelima ini menjadi album terbaru <strong>Tulus<\/strong> yang rilis pada 3 Maret 2022, dan merupakan bentuk apresiasinya yang telah satu <strong>dekade mewarnai<\/strong> dunia permusikan.<\/p>\n\n\n\n<h4 class=\"wp-block-heading\">Makna Lagu Hati-Hati di Jalan<\/h4>\n\n\n\n<p>Lagu <strong>Hati-Hati di Jalan<\/strong> adalah salah satu lagu dari album terbaru <strong>Tulus<\/strong> yang berhasil menjadi trending di media sosial maupun berbagai platform musik. Tidak heran apabila warganet pun penasaran pesan dan makna di balik lagu tersebut.<\/p>\n\n\n\n<p>Di awal lagu di gambarkan sebuah pertemuan antara dua insan manusia, yang mana pertemuan ini akhirnya membuat mereka merasa bahwa masing-masing adalah sosok yang di cari-cari selama ini. <strong>Tulus<\/strong> bahkan menggunakan kalimat <strong>\u2018Kukira kita asam dan garam, dan kita bertemu di belanga\u2019<\/strong>.<\/p>\n\n\n\n<p>Belanga sendiri memiliki definisi yaitu kuali besar dari tanah untuk membuat sayur. Jadi meskipun asam dan garam adalah dua unsur yang berbeda, namun keduanya dapat menyatu dengan baik dalam sebuah masakan. Intinya jika memang berjodoh pasti akan tetap bertemu juga pada akhirnya.<\/p>\n\n\n\n<p>Sayang, semua itu hanya ekspektasi dan realitanya tidak seindah itu. Sang tokoh utama pun lantas menanyakan kepada nasib, kenapa kisah percintaannya bisa berhenti dan berpisah. Padahal ia merasa sudah saling mencintai, saling mengerti, bahkan memiliki tujuan kebersamaan. Ini tergambarkan dari lirik<strong> \u2018Kukira takkan ada kendala, kukira ini kan mudah, kau-aku jadi kita\u2019<\/strong>.<\/p>\n\n\n\n<p>Karena kenyataannya sudah tidak bisa bersama-sama lagi, ia pun berharap bahwa perasaan rindunya dapat menghilang. Itu juga menunjukkan bahwa dirinya belum dapat melupakan sang kekasih yang pernah hadir di kehidupannya. Meskipun banyak orang yang beranggapan bahwa waktu dapat menyembuhkan semuanya, termasuk lara karena putus cinta.<\/p>\n\n\n\n<p>Namun si tokoh utama ini masih bertanya tanya akankah ada lagi yang seperti mantan kekasihnya. Walaupun belum sepenuhnya melupakan sang mantan, namun ia tetap melanjutkan hidup. Mantannya pun demikian, jadi setelah putus mereka hanya bisa pasrah dan menjalani kehidupan sehari hari seperti biasa.<\/p>\n\n\n\n<p>Kemudian judul lagu ini <strong>\u2018Hati-Hati di Jalan\u2019<\/strong> di gunakan sebagai lirik penutup. Lirik tersebut sekaligus menjadi ucapan selamat jalan untuk sang mantan kekasih, yang telah melanjutkan kehidupannya sendiri setelah putus. Karena meskipun sulit di lupakan, namun yang bisa di lakukan pada akhirnya hanya saling ikhlas.<\/p>\n\n\n\n<p>Dengan lirik yang menyentuh, <strong>Tulus<\/strong> mengajarkan kita untuk ikhlas meskipun hubungan yang di percaya sebagai takdir ternyata berakhir tidak sesuai ekspektasi. Lagu ini tentu cocok di dengarkan oleh orang-orang yang mengalami kisah serupa. Bisa jadi teman untuk menikmati waktu galau, atau untuk membangkitkan semangat agar dapat terus melanjutkan perjalanan hidup setelah putus cinta.<\/p>\n\n\n\n<p><strong><a href=\"https:\/\/tinyurl.com\/filosofilagu\" target=\"_blank\" rel=\"noreferrer noopener\">Filosofi Lagu<\/a>: &#8220;Tulus&#8221; &#8211; &#8216;Hati-Hati di Jalan&#8217;<\/strong><\/p>\n\n\n\n<p><strong>Baca Juga:<\/strong><\/p>\n\n\n\n<ul><li><a href=\"https:\/\/filosofilagu.com\/sang-dewi-by-lyodra-dan-andri-rianto\/\">Bedah Makna Lagu Sang Dewi by Lyodra dan Andri Rianto yang Trending di YouTube<\/a><\/li><\/ul>\n\n\n\n<figure class=\"wp-block-embed is-type-video is-provider-youtube wp-block-embed-youtube wp-embed-aspect-16-9 wp-has-aspect-ratio\"><div class=\"wp-block-embed__wrapper\">\n<div class=\"media-wrapper\"><iframe loading=\"lazy\" title=\"TULUS - Hati-Hati di Jalan (Official Music Video)\" width=\"1250\" height=\"703\" src=\"https:\/\/www.youtube.com\/embed\/9II3OGZETo4?feature=oembed\" frameborder=\"0\" allow=\"accelerometer; autoplay; clipboard-write; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture\" allowfullscreen><\/iframe><\/div>\n<\/div><\/figure>\n<!--CusAds0-->\n<div style=\"font-size: 0px; height: 0px; line-height: 0px; margin: 0; padding: 0; clear: both;\"><\/div>","protected":false},"excerpt":{"rendered":"<p>Pada tanggal 3 Maret 2022, Tulus kembali ke belantika musik tanah air dengan album terbarunya \u2018Manusia\u2019. Album kelima dari Tulus ini berisikan 10 lagu, yang semuanya di produksi oleh Ari&#8230;<\/p>\n","protected":false},"author":3,"featured_media":296,"comment_status":"open","ping_status":"open","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"footnotes":""},"categories":[3,7],"tags":[],"jetpack_featured_media_url":"https:\/\/filosofilagu.com\/wp-content\/uploads\/2022\/10\/Tulus-Hati-Hati-di-Jalan-Filosofi-lagu.gif","_links":{"self":[{"href":"https:\/\/filosofilagu.com\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/293"}],"collection":[{"href":"https:\/\/filosofilagu.com\/wp-json\/wp\/v2\/posts"}],"about":[{"href":"https:\/\/filosofilagu.com\/wp-json\/wp\/v2\/types\/post"}],"author":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/filosofilagu.com\/wp-json\/wp\/v2\/users\/3"}],"replies":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/filosofilagu.com\/wp-json\/wp\/v2\/comments?post=293"}],"version-history":[{"count":2,"href":"https:\/\/filosofilagu.com\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/293\/revisions"}],"predecessor-version":[{"id":297,"href":"https:\/\/filosofilagu.com\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/293\/revisions\/297"}],"wp:featuredmedia":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/filosofilagu.com\/wp-json\/wp\/v2\/media\/296"}],"wp:attachment":[{"href":"https:\/\/filosofilagu.com\/wp-json\/wp\/v2\/media?parent=293"}],"wp:term":[{"taxonomy":"category","embeddable":true,"href":"https:\/\/filosofilagu.com\/wp-json\/wp\/v2\/categories?post=293"},{"taxonomy":"post_tag","embeddable":true,"href":"https:\/\/filosofilagu.com\/wp-json\/wp\/v2\/tags?post=293"}],"curies":[{"name":"wp","href":"https:\/\/api.w.org\/{rel}","templated":true}]}}